Senin, 19 April 2010

Sadar Berinternet

Internet saat ini sudah menjadi bagian yang tak terlepaskan dari kehidupan banyak orang sehari-hari. Banyak sekali bentuk media yang tertampung dalam dunia yang sudah seperti rimba raya ini. Ada website dan blog pribadi serta situs milik instansi dan organisasi. Ada portal semacam Yahoo dan MSN yang menjaring berbagai materi dan menyediakan aneka layanan terpilih, termasuk layanan e-mail dan penampilan berita-berita terkini. Ada forum, e-converence, dan mailing list yang mewadahi aktivitas-aktivitas diskusi dan mempercepat kegiatan konsultasi. Ada juga mesin pencari semisal Google dan Ask Jeeves yang membuat pengembaraan keliling dunia dapat tuntas hanya di depan komputer mini dengan kecermatan yang cukup teliti. Dan ada pula fasilitas messenger serta jejaring sosial (bertajuk Friendster, Facebook, Twitter, dsb.) yang melancarkan proses komunikasi, mempermudah promosi diri, serta memperkencang kontak antar relasi.

Dunia internet sering disebut "dunia maya", namun sumber dan pengguna serta sasarannya adalah manusia-manusia nyata para penghuni alam yang sebenarnya. Pada rimba yang penuh dengan aneka rupa ekspresi manusia ini kita menemukan beberapa fasilitas yang berguna dan materi-materi yang berharga. Namun dalam rimba yang sama, kita juga terhadang oleh sarana-sarana dan materi-materi yang separonya tidak punya arti apa-apa dan separonya lagi adalah racun serta sampah-sampah yang justru berbahaya.
Belum lagi kalau kita mencermati pola hidup serta mentalitas para pengisi dan penggunanya. Fenomena ini memerlukan perhatian serius dari kita serta membutuhkan fiqih pemahaman yang prima dan manajemen penanganan yang tepat guna. Jadi mari kita kembali merenungkan dan memikirkannya.

Seorang manusia terdiri dari jiwa dan raga. Ia hidup dengan harta dan aneka sarana yang melengkapinya. Ia juga hidup di lingkungan keluarga serta masyarakat dan alam sekitar yang melingkupinya. Manusia cerdas adalah yang bisa mengelola cermat aneka sumber daya yang ia punya, baik berupa raga dan tenaga maupun berupa harta dan sarana untuk kepentingan jiwanya serta kemaslahatan keluarga dan lingkungan yang menjadi tanggung jawabnya. Dan karena manusia pada dasarnya adalah hamba dari Sang Pencipta yang telah mengamanahkan kepadanya tugas-tugas beragama dan berlaku mulia, maka manusia cerdas sebenar-benarnya adalah yang lebih mengedepankan hubungan baiknya dengan Yang Mahakuasa dibandingkan hubungan horizontalnya dengan para hamba. Manusia cerdas sebenar-benarnya juga adalah yang lebih mengedepankan kepentingan masa depannya di alam baka dibanding kepentingan temporalnya di alam dunia. Sistematika prioritas ini haruslah menjadi prinsip utama yang kita terapkan dalam segenap aspek kehidupan kita, tak terkecuali dalam memenej pilihan kita saat berselancar di dunia maya.

Pada saat diterapkan, manajemen ini memiliki tiga kata kunci yang membuatnya mudah kita aplikasikan sehingga aneka rupa fasilitas dan materi di internet itu tidak membuat kita kehilangan kesadaran. Tiga kata kunci itu adalah: kebutuhan, kesempatan, dan kemampuan. Inilah tiga terminal penyaringan yang perlu kita fungsikan sebagai pengatur dan pengendali apa saja aktivitas keinternetan yang akan kita jalankan dan mana saja media yang akan kita pilih sebagai tujuan serta apa saja materi yang akan kita akses untuk selanjutnya dimanfaatkan. Ketiga terminal penyaringan ini juga harus diposisikan sebagai pos-pos seleksi yang berjajar dan berurutan: Pos "kebutuhan", kemudian pos "kesempatan", dan selanjutnya pos "kemampuan"

Sebelum memulai sebuah aktivitas keinternetan, pertimbangkan betul apakah media yang akan kita kunjungi ataupun fasilitas yang akan kita pakai dan materi yang akan kita ambil itu memang betul-betul kita butuhkan (sesuai dengan prioritas dan kemaslahatan)? Jika iya, maka pertimbangkan apakah kita memang sedang punya kesempatan berupa waktu, dana, tenaga, dan sarana yang memadai sehingga rencana akses itu relevan untuk kita lanjutkan? Jika iya, maka perhitungkan apakah secara teknis kita punya kemampuan dan keahlian untuk melakukannya sampai tuntas dan menghasilkan? Inilah tiga rangkaian pertanyaan yang harus senantiasa kita ajukan sebelum menjatuhkan pilihan dalam setiap kegiatan keinternetan sehingga betul-betul ia telah terpilih secara mapan serta berjalan dengan tetap terkendalikan.

Di samping itu, ada tiga penyakit utama yang sewaktu-waktu bisa mengganggu rangkaian seleksi ini, yaitu penyakit "kesenangan", penyakit "kebiasaan", dan penyakit "keisengan". Yang pertama berarti memilih materi internet sekadar asal suka tanpa pertimbangan kebutuhan. Yang kedua berarti terpengaruh oleh rutinitas pribadi atau lingkungan sehingga bergerak tanpa dilandasi kesadaran. Dan yang ketiga berarti mengakses atau menggunakan internet untuk sekadar memenuhi waktu dan mengisi kekosongan yang seharusnya diisi dengan hal-hal yang sudah wajib atau perlu dikerjakan.

Aktivitas di internet bisa berupa pembuatan media baru (homepaging), jelajah media (browsing), pencarian bahan dan lokasi (searching), kirim-terima surat (mailing), penempatan kontribusi (posting), pengelolaan media pribadi (blogging), penjalinan relasi (networking), komunikasi interaktif (chatting), serta bisa pula berupa kegiatan-kegiatan ilegal beraroma tindakan maling semacam hacking, cracking, dan juga carding. Berbagai aktivitas ini haruslah tertata atas sistematika prioritas serta terpilih dalam ketiga pos seleksi di atas sehingga masing-masing memang betul-betul telah tersaring.

Dengan manajemen semacam inilah, hal-hal yang kita butuhkan betul-betul bisa kita tempatkan sebagai sesuatu yang penting, hal-hal tidak sempat atau tidak mampu kita lakukan bisa kita singkirkan ke samping, hal-hal yang kurang berharga tidak perlu kita lakukan secara sering, hal-hal yang tidak bernilai apa-apa bisa kita tinggalkan meski dipenuhi oleh aneka iming-iming, dan niatan yang terkait dengan hal-hal berbahaya bisa segera kita banting sampai terpelanting dan jatuh berkeping-keping. Semoga Allah senantiasa menjadikan kita terbimbing serta selalu sadar dan berfikiran bening. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar